Mengenal Lebih Dalam Tentang Riba Yad: Transaksi Jual Beli Tanpa Kesepakatan Nominal dan Waktu yang Jelas

Huda Nuri

Mengenal Lebih Dalam Tentang Riba Yad: Transaksi Jual Beli Tanpa Kesepakatan Nominal dan Waktu yang Jelas
Mengenal Lebih Dalam Tentang Riba Yad: Transaksi Jual Beli Tanpa Kesepakatan Nominal dan Waktu yang Jelas

Apa yang dimaksud dengan riba yad?

Riba yad adalah suatu istilah dalam Islam yang mengacu pada bentuk riba atau bunga yang terjadi dalam transaksi jual beli. Istilah “riba” sendiri seringkali diartikan sebagai pengambilan keuntungan tambahan dalam transaksi, baik itu dalam bentuk bunga ataupun keuntungan lainnya. Sederhananya, riba yad adalah kegiatan jual beli di mana saat transaksi tidak ada ketegasan dalam nominal pembayaran dan kesepakatan mengenai kapan barang diserahkan kepada pembeli. Riba yad sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kasus riba yad dalam kehidupan sehari-hari:

  • 1. Ketika seseorang ingin membeli produk elektronik melalui cicilan, namun terdapat bunga yang ditambahkan oleh toko yang menjual sehingga total harga yang harus dibayar oleh pembeli menjadi lebih besar dari harga asli.
  • 2. Ketika seseorang membeli properti melalui cicilan, tetapi terdapat tambahan bunga yang harus dibayar ke bank atau koperasi yang memberikan pinjaman.
  • 3. Ketika seseorang meminjam uang dari teman atau kerabat, lalu menjanjikan pengembalian uang dalam nominal tertentu dalam waktu yang tidak ditetapkan secara jelas.
  • 4. Ketika seseorang membeli barang dari pedagang keliling, tetapi harga yang ditawarkan pada saat itu lebih mahal daripada harga pasaran yang sebenarnya.
  • 5. Ketika seseorang membeli barang dari toko atau pedagang online, tetapi harga yang diberikan lebih tinggi karena terdapat potongan diskon yang sebenarnya tidak memberikan pengurangan harga.
  • Cara menghindari riba yad

    Seringkali, orang tidak menyadari jika transaksi yang mereka lakukan merupakan transaksi riba yad. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari riba yad:

    BACA JUGA:   Mengapa Bank Dikatakan Riba? Mengungkap Unsur Penambahan dalam Transaksi Perbankan yang Menjadikannya sebagai Riba
  • 1. Membeli barang secara tunai, dan menghindari pembelian melalui cicilan atau kredit.
  • 2. Menjaga kesepakatan dalam bentuk nominal pembayaran dan waktu pengambilan barang yang jelas
  • 3. Mendapatkan informasi yang cukup mengenai harga barang atau jasa yang dibutuhkan untuk membandingkan dengan harga yang di tawarkan kepadanya
  • 4. Melakukan pembelian barang dengan membandingkan harga dari beberapa toko sebelum memutuskan untuk membeli
  • 5. Bagi pedagang, tidak untuk menawarkan harga yang lebih tinggi dari harga pasaran, baik itu kepada konsumen yang datang langsung ke toko maupun kepada konsumen yang membeli secara online.
  • Hindari hal tersebut supaya terhindar dari riba yad yang sering kali dianggap sebagai dosa besar dalam Islam karena hal itu dianggap mengambil hak orang lain dengan cara yang tidak sah.

    Akhir Kata

    Selain sebagai ibadah dan ketaatan beragama, menghindari riba yad juga memberikan dampak positif pada keuangan seseorang. Sebab, jika seseorang menghindari riba yad maka ia bisa mengatur keuangan pribadinya dengan lebih baik dan dalam jangka waktu yang panjang, ia dapat berkembang secara finansial tanpa harus memberikan keuntungan tambahan yang tidak wajar dalam setiap transaksi jual beli yang di lakukan. Sebuah realita bahwa pentingnya pemahaman tentang riba yad ini terutama bagi orang Islam karena riba yad dianggap sebagai perbuatan dosa yang memberikaan dampak negatif bagi kehidupannya. Namun, seyogyanya seluruh umat manusia apapun agama atau kepercayaannya agar menjauhi setiap bentuk riba yang dianggap merugikan dalam setiap transaksi jual beli.

    Also Read

    Bagikan:

    Tags