Malam Pangarip-arip Sebelum Menikah: Tradisi Midodareni dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa

Dina Yonada

Malam Pangarip-arip Sebelum Menikah: Tradisi Midodareni dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa
Malam Pangarip-arip Sebelum Menikah: Tradisi Midodareni dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa

Malam Sebelum Menikah Namanya?

Apa Itu Midodareni?

Midodareni adalah salah satu acara adat Jawa yang dilakukan beberapa hari sebelum akad nikah dilangsungkan. Secara harfiah, midodareni berasal dari kata “midodari” yang artinya mengantar, dan “reni” yang berarti perempuan. Jadi, acara Midodareni ini dapat diartikan sebagai mengantar calon pengantin perempuan sebelum melangsungkan pernikahan.

Secara tradisional, Midodareni dilakukan di rumah calon pengantin wanita. Pada malam itu, keluarga dari kedua mempelai berkumpul di sana untuk berdoa bersama dan memberikan dukungan agar acara pernikahan berjalan lancar.

Malam Pangarip-arip

Acara Midodareni sering disebut sebagai malam ‘pangarip-arip’, yakni malam terakhir masa lajang bagi kedua mempelai. Pada malam itu, calon pengantin wanita dan calon pengantin pria berpisah dan pergi masing-masing ke tempat keluarga masing-masing.

Malam pangarip-arip ini bertujuan untuk memberikan waktu kepada kedua mempelai untuk beristirahat dan mempersiapkan diri secara mental maupun fisik sebelum menghadapi moment penting dalam hidup mereka.

Latar Belakang Midodareni

Midodareni telah menjadi bagian dari tradisi pernikahan adat Jawa sejak dahulu kala. Dalam perjalanan waktu, Midodareni telah mengalami beberapa perubahan dan adaptasi sesuai dengan dinamika budaya dan zaman.

Menurut sejarah, acara Midodareni berasal dari zaman Kerajaan Majapahit di mana calon pengantin wanita dipersiapkan untuk menjadi seorang ratu. Acara ini bertujuan untuk memberikan pendidikan tentang tata krama keraton serta menjadikan calon pengantin wanita menjadi sosok yang lebih mandiri dan beradab.

Saat ini, acara Midodareni lebih bersifat seremonial dan menjadi salah satu bagian dari budaya pernikahan Jawa yang masih dilestarikan hingga sekarang.

BACA JUGA:   Memahami Waktu Pelaksanaan Walimatul Urs dan Signifikansinya dalam Pernikahan Islami

Upacara dalam Midodareni

Berikut adalah beberapa rangkaian upacara yang biasanya dilakukan dalam acara Midodareni:

1. Siraman

Siraman adalah ritual yang dilakukan dengan air suci. Dalam acara Midodareni, calon pengantin wanita akan disiram dengan air suci oleh orang tua atau kerabatnya agar dapat membersihkan diri secara fisik maupun spiritual.

2. Ngunduh Mantu

Ngunduh mantu atau mengundang mantu adalah saat dimana keluarga calon pengantin wanita mengundang keluarga calon pengantin pria untuk datang ke rumah mereka. Saat ngunduh mantu, calon pengantin wanita disuguhkan makanan dan minuman sebagai tanda terima kasih.

3. Satu Suro

Acara satu Suro dilakukan pada malam hari diiringi dengan kegiatan nyanyi bersama. Acara ini bertujuan untuk mendoakan agar calon pengantin wanita dan calon pengantin pria diberikan keberuntungan, keselamatan, dan keturunan yang baik.

Kesimpulan

Midodareni adalah sebuah acara adat Jawa yang penting sebelum melangsungkan pernikahan. Acara ini memiliki makna dan nilai yang tinggi bagi orang Jawa dan menjadi bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.

Banyak orang menyebut Midodareni sebagai malam pangarip-arip. Acara ini bertujuan memberikan waktu bagi kedua mempelai untuk mempersiapkan diri mental dan fisik sebelum menjalani kehidupan baru sebagai pasangan suami istri.

Pada intinya, acara Midodareni bukan hanya sekedar seremoni kosong, tetapi wujud dari kebersamaan dan kekeluargaan yang masih dilestarikan hingga sekarang. Semoga ritual ini tetap bisa dilestarikan dan menjadi warisan budaya yang terus dikenang oleh generasi selanjutnya.

Also Read

Bagikan:

Tags