Apa Akibatnya Memakan Uang Riba? Mengenal Dampak Besar Riba pada Pelaku dan Masyarakat
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan finansial. Ada berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya dengan pinjaman uang. Namun, apa yang terjadi jika pinjaman tersebut disertai dengan riba? Bagaimana dampaknya pada pelaku dan masyarakat secara luas?
Mengenal Definisi Riba dalam Islam
Riba adalah pembayaran atau pengembalian uang dengan tambahan keuntungan atau bunga. Islam melarang riba dengan tegas dan menjadikannya sebagai dosa besar. Berdasarkan ayat Qur’an yang menyebutkan bahwa “Allah mengharamkan riba dan menyediakan jalan keluar bagi yang ingin bertaqwa” (QS. Al-Baqarah: 278).
Dalam menjalankan bisnis dan kegiatan finansial, Islam memperbolehkan konsep bagi hasil (mudharabah) yang didasarkan pada prinsip keadilan dan kebersamaan. Namun, riba dianggap sebagai bentuk penindasan dan merugikan pihak lain yang mendapatkan pinjaman.
Dampak Riba pada Pelaku
Memakan uang riba memiliki dampak buruk pada pelaku, yaitu:
- Menambah Beban Kewajiban Pinjaman: Pinjaman dengan riba dapat memberikan keuntungan awal, tetapi di sisi lain, pelaku harus mengembalikan uang tersebut dengan bunga. Hal ini membuat beban hutang menjadi semakin besar dan sulit untuk dilunasi.
- Memicu Sikap Sombong: Orang yang memakan uang riba cenderung merasa sombong karena memiliki keuntungan finansial yang tidak wajar dibandingkan dengan yang lain. Hal ini membuatnya menjadi lebih meremehkan orang lain dan terjerumus pada sifat buruk lainnya.
- Menghadapi Azab Pedih: Azab yang diterima oleh pelaku riba adalah azab yang pedih, sebagaimana yang terjadi pada orang-orang yahudi yang juga memakan riba. Mereka terjatuh pada kemiskinan dan kehancuran dalam kehidupannya.
Dampak Riba pada Masyarakat
Tidak hanya pelaku yang merasakan dampak dari riba, namun juga masyarakat secara luas. Dampaknya antara lain:
- Runtuhnya Sistem Ekonomi: Membiarkan riba berkembang dapat merusak keseluruhan sistem ekonomi dan mengakibatkan ketidakstabilan. Hal ini terjadi ketika uang yang beredar tidak berdasarkan pada nilai objektif, sehingga terjadi inflasi dan kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan miskin semakin besar.
- Berpotensi Memicu Korupsi: Pinjaman dengan riba dapat memicu praktik korupsi dan perilaku tidak etis lainnya. Hal ini disebabkan karena keuntungan finansial yang berlebih yang dapat menciptakan ambisi untuk mendapatkan uang lebih banyak walaupun dengan cara-cara yang tidak benar.
- Meningkatkan Kemiskinan dan Ketidakadilan Sosial: Riba memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi yang kaya, tetapi sebaliknya, akan meningkatkan kemiskinan dan ketidakadilan sosial bagi orang-orang yang lemah dan miskin. Hal inilah yang memperparah kesenjangan sosial di masyarakat.
Kesimpulan
Memakan uang riba merupakan praktik yang dilarang dalam Islam dan memberikan dampak buruk bagi pelaku dan masyarakat secara luas. Selain mengakibatkan beban hutang yang semakin besar, pelaku juga terjerumus pada sifat sombong dan menghadapi azab yang pedih. Pada tingkat masyarakat, riba dapat merusak ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memicu korupsi serta ketidakadilan sosial. Oleh karena itu, sebagai umat muslim, kita harus selalu menghindari dan menolak riba dan menjalankan kegiatan finansial dengan prinsip keadilan dan kebersamaan.