Dampak Negatif Nikah Siri: Perempuan Rentan Kehilangan Hak-Haknya sebagai Istri

Dina Yonada

Dampak Negatif Nikah Siri: Perempuan Rentan Kehilangan Hak-Haknya sebagai Istri
Dampak Negatif Nikah Siri: Perempuan Rentan Kehilangan Hak-Haknya sebagai Istri

Dampak Negatif dari Nikah Siri

Ketika seseorang memutuskan untuk melangsungkan pernikahan, ia seharusnya menaati aturan dan prosedur yang berlaku. Namun, ada kalanya beberapa orang memilih untuk menikah tanpa melalui proses yang sah sesuai hukum yang berlaku. Mereka yang melakukan hal tersebut disebut sebagai pasangan suami istri siri.

Namun, terlepas dari alasan apa pun, menikah siri memiliki dampak negatif yang berdampak pada kehidupan individu dan masyarakat pada umumnya. Pada artikel ini, kami akan membahas secara lebih rinci dampak negatif dari nikah siri.

Pihak Perempuan Merugikan Hak-Haknya

Mereka yang terlibat dalam nikah siri, terutama pihak perempuan, berpotensi untuk kehilangan hak-hak mereka yang seharusnya dimiliki oleh istri yang sah menurut hukum. Dalam kasus ini, tidak adanya kekuatan hukum yang tetap terhadap legalitas perkawinan tersebut, membuat pihak perempuan tidak bisa menuntut hak-hak mereka sebagai istri jika pernikahan tersebut dilanggar oleh suami.

Sebagai contoh, dalam situasi perceraian, istri siri tidak memiliki hak untuk meminta nafkah, aset pernikahan, atau hak asuh anak. Dengan kata lain, mereka merugi karena tidak memiliki kekuatan hukum atas hubungan mereka.

Membuka Peluang untuk Perbuatan Kriminal

Nikah siri adalah pelanggaran terhadap hukum positif Indonesia dan seseorang yang melakukan perbuatan tersebut dapat dikenakan tindakan pidana. Namun, banyak orang yang masih melakukan itu tanpa merasa khawatir akan konsekuensi hukum.

Hal ini membuka peluang untuk tindakan kriminal seperti perdagangan manusia, eksploitasi seksual, perbudakan, dan kekerasan domestik. Mempertimbangkan bahwa pernikahan siri tidak diatur dalam undang-undang yang berlaku, orang-orang yang terlibat dalam pernikahan semacam itu berisiko kehilangan hak mereka jika terjadi kasus-kasus seperti itu.

BACA JUGA:   Perlukah Melakukan Imunisasi Sebelum Menikah? Kenali Jenis Vaksin yang Disarankan!

Terbatasnya Akses pada Layanan Sosial dan Kesehatan

Menikah secara sah menurut hukum memungkinkan seseorang untuk memiliki akses yang lebih banyak pada layanan sosial dan kesehatan. Namun, pasangan suami istri siri cenderung membatasi akses mereka pada layanan tersebut.

Misalnya, pernikahan sah memungkinkan pasangan untuk mendapatkan asuransi kesehatan, kartu keluarga, dan kartu identitas nasional. Sementara itu, pasangan yang melakukan nikah siri tidak memiliki akses pada hal-hal tersebut. Mereka tidak dapat mendaftarkan anak-anak mereka pada KTP, sehingga mereka akan kesulitan mendapatkan akses ke layanan kesehatan dan sosial.

Timbulnya Masalah di Masyarakat

Masyarakat memiliki peran penting dalam menegakkan hukum dan keteraturan di wilayah mereka masing-masing. Melaksanakan pernikahan secara sah dan legal menunjukkan sebuah tindakan yang bertanggung jawab terhadap komunitas sekitarnya.

Namun, menikah siri menciptakan masalah yang tidak hanya merugikan individu, tetapi juga masyarakat pada umumnya. Dengan memperbolehkan nikah siri, masyarakat mengizinkan adanya pelanggaran terhadap hukum yang ada. Selain itu, mereka juga membolehkan pelanggaran dalam hubungan antara suami dan istri.

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menikah siri memiliki dampak negatif yang signifikan. Baik pada individu maupun masyarakat pada umumnya, nikah siri merugiakan sejumlah hak dan layanan yang seharusnya dapat mereka nikmati.

Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang bertanggung jawab, sangat penting untuk memastikan bahwa pernikahan terlaksana dengan cara yang sah dan legal sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku. Dalam hal ini, pemerintah berperan besar dalam menegakkan hukum yang mengatur pernikahan di Indonesia.

Also Read

Bagikan:

Tags