Apa Bedanya Riba dan Bagi Hasil?
Jika Anda sedang mencari cara untuk mengembangkan uang Anda, Anda mungkin akan dihadapkan pada pilihan antara investasi yang berorientasi pada riba atau bagi hasil. Tapi apa sebenarnya perbedaan antara keduanya?
Riba: Menetapkan Bunga Tanpa Prospek Usaha
Riba adalah istilah bagi sistem keuangan yang menetapkan bunga pinjaman atau investasi tanpa mempertimbangkan prospek usaha yang dijalankan. Artinya, dalam sistem riba, pengembalian yang dijanjikan kepada investor ditentukan sejak awal, tidak peduli sebesar apa keuntungan yang akhirnya akan didapatkan oleh bisnis tersebut.
Ini dapat menyebabkan ketidakadilan karena jika bisnis menghasilkan keuntungan yang besar, investor akan tetap mendapatkan pengembalian yang sudah dijanjikan dari bunga. Di sisi lain, jika bisnis tersebut mengalami kerugian, investor tetap akan memperoleh bunga, yang akan menjadi beban tambahan bagi perusahaan.
Bagi Hasil: Berdasarkan Keuntungan yang Didapatkan
Di sisi lain, sistem bagi hasil memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam bisnis dengan mengambil bagian dari keuntungan yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Dalam pola nisbah (rasio), keuntungan dibagi antara investor dan pengusaha sesuai dengan kesepakatan awal.
Dalam sistem bagi hasil, bunga tidak diperhitungkan. Sebaliknya, perhitungan keuntungan didasarkan pada hasil yang diperoleh oleh bisnis tersebut. Ini memungkinkan investor untuk memperoleh lebih banyak keuntungan jika bisnis berhasil, tetapi juga dapat menerima kerugian jika bisnis tersebut gagal.
Dalam sistem bagi hasil, pengembalian tidak ditentukan sejak awal, sehingga investor harus memperhitungkan risiko ketika melakukan investasi. Namun, jika bisnis tersebut berhasil, keuntungan yang dicapai cenderung lebih besar daripada jika menggunakan sistem riba.
Keuntungan Menggunakan Sistem Bagi Hasil
Salah satu keuntungan menggunakan sistem bagi hasil adalah bahwa investasi tersebut dapat didasarkan pada nilai etis dan moral, serta mempertimbangkan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Dalam sistem bagi hasil, investor memiliki kepentingan yang sama dengan pemilik bisnis dalam memperoleh keuntungan dari bisnis tersebut.
Selain itu, dalam sistem bagi hasil, investor tidak hanya memasukan modal tetapi juga memberikan pengetahuannya dan pengalaman dalam bisnis tersebut sehingga dapat memperkuat kerjasama, meningkatkan penguasaan investasi dan mengurangi risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
Bagi Hasil Dalam Industri Keuangan Syariah
Sistem bagi hasil sangat dianjurkan dalam industri keuangan syariah, yang mengikuti prinsip-prinsip Islam. Dalam keuangan syariah, riba dianggap sebagai hal yang haram (dilarang).
Sebagai gantinya, industri keuangan syariah menggunakan pola bagi hasil untuk memperoleh keuntungan. Ini menciptakan kesetaraan antara investor dan pemilik bisnis, serta menawarkan solusi keuangan yang lebih adil dan terintegrasi.
Kesimpulannya, perbedaan antara riba dan bagi hasil sangatlah signifikan dalam dunia investasi. Dalam riba, bunga diperhitungkan sejak awal tanpa mempertimbangkan keuntungan bisnis yang dijalankan. Sedangkan dalam sistem bagi hasil, pembagian keuntungan didasarkan pada keuntungan yang diperoleh oleh bisnis tersebut.
Oleh karena itu, sistem bagi hasil telah menjadi pilihan yang lebih menarik di antara investor yang menginginkan investasi yang lebih adil dan berkelanjutan. Sistem bagi hasil ini juga sangat sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam dan digunakan secara luas dalam industri keuangan syariah.