Kaya dengan Hikmah: Bagaimana Menghindari Sikap Tamak dengan Menghindari Riba

Huda Nuri

Kaya dengan Hikmah: Bagaimana Menghindari Sikap Tamak dengan Menghindari Riba
Kaya dengan Hikmah: Bagaimana Menghindari Sikap Tamak dengan Menghindari Riba

Apa saja hikmah diharamkan riba bagi peminjam uang?

Sebagai manusia, kita seringkali mengalami kebutuhan finansial yang harus dipenuhi. Namun, terkadang kita kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan modal yang dimiliki. Akhirnya, kita memutuskan untuk meminjam uang dari Bank atau lembaga keuangan lainnya. Namun, apakah Anda tahu bahwa riba ditetapkan haram dalam agama Islam?

Definisi Riba

Riba dapat diartikan sebagai pertukaran yang tidak adil dalam suatu transaksi keuangan. Dalam agama Islam, riba dibagi menjadi dua jenis, yaitu riba qardh dan riba jahiliyyah. Riba qardh terjadi ketika peminjam mengembalikan pokok pinjaman dengan tambahan manfaat atau keuntungan yang telah disepakati sebelumnya. Sementara itu, riba jahiliyyah terjadi ketika pihak yang meminjam uang harus mengembalikan lebih dari yang diterimanya.

Sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan haknya

Ketika seseorang meminjam uang dengan membayar bunga atau riba, maka dia akan merasa memiliki hak yang lebih besar pada uang tersebut. Hal ini akan menyebabkan sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan haknya. Karena ia ingin mengembalikan hutangnya dengan cepat, maka ia akan cenderung mengejar berbagai peluang bisnis yang bisa menghasilkan profit besar dan cepat tanpa memperhitungkan resiko yang melekat padanya. Di sisi lain, ia juga bisa menjadi kurang peka terhadap kebutuhan dan kondisi sekitarnya. Akibatnya, ia akan selalu mencari keuntungan dan tidak lagi memikirkan kerugian yang dapat ditimbulkan bagi orang lain.

BACA JUGA:   KUR Syariah Pegadaian: Alternatif Pinjaman Modal Usaha Tanpa Riba untuk UMKM

Menimbulkan permusuhan antar pribadi

Transaksi keuangan yang berbasis bunga atau riba dapat menimbulkan permusuhan antar pribadi. Hal ini disebabkan karena terdapat ketidak adilan pada salah satu pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang memberikan pinjaman tanpa bunga kepada orang yang membutuhkan. Sementara itu, ada pihak lain yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi tanpa memperhitungkan kemampuan atasannya untuk mengembalikannya. Tentu saja, hal ini akan membuat orang yang tidak mendapatkan pinjaman tanpa bunga tersebut merasa tidak adil dan bisa menimbulkan kebencian dan permusuhan antar pribadi.

Mengikis semangat kerja sama atau saling tolong menolong antara sesama manusia

Islam sangat mengutamakan nilai-nilai kerja sama atau saling tolong menolong antara sesama manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, ketika transaksi keuangan yang berbasis riba terjadi secara luas, maka semangat bersama dalam bekerja sama atau saling tolong menolong bisa terkikis. Kita bisa melihat, banyak orang yang lebih menyukai mendapatkan keuntungan materi yang besar daripada membantu orang lain. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam berpikir dan mengambil suatu tindakan. Dalam hal ini, semangat kerja sama atau tolong menolong tidak terjalin dengan baik.

Kesimpulan

Dari paparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa riba atau bunga memang harus dihindari. Riba memiliki dampak negatif yang cukup besar bagi masyarakat. Selain itu, praktik riba juga bertentangan dengan ajaran agama Islam dan akan merugikan semua orang yang terlibat dalam praktik tersebut. Oleh karena itu, setiap orang sebaiknya mengetahui konsep riba dan menghindari transaksi keuangan yang berbasis itu.

  • hindari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan haknya
  • menghindari terjadinya permusuhan antar pribadi
  • meningkatkan semangat kerja sama atau saling tolong menolong antara sesama manusia
  • meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menjauhi riba
  • mendapatkan berkah dari Allah SWT atas usaha yang dilakukan
  • Also Read

    Bagikan:

    Tags