Mengapa Bunga Uang di Atas Pinjaman Lebih Buruk dari Riba? Simak Penjelasan MUI Mengenai Haramnya Riba dalam Al Quran!

Huda Nuri

Mengapa Bunga Uang di Atas Pinjaman Lebih Buruk dari Riba? Simak Penjelasan MUI Mengenai Haramnya Riba dalam Al Quran!
Mengapa Bunga Uang di Atas Pinjaman Lebih Buruk dari Riba? Simak Penjelasan MUI Mengenai Haramnya Riba dalam Al Quran!

Kenapa Riba itu Haram?

Dalam konteks kontemporer, riba telah menjadi diskusi yang hangat, terutama di kalangan umat Muslim. Banyak dari kita yang masih belum sepenuhnya memahami tentang riba. Meski begitu, kita pasti sudah sering mendengar bahwa riba adalah suatu hal yang diharamkan oleh agama Islam. Namun, apakah anda benar-benar mengerti apa itu riba dan mengapa riba dianggap haram oleh Islam?

Definisi Riba

Riba berarti “penambah kelebihan” atau “tambahannya”. Dalam konteks hukum Islam, riba berarti mengambil keuntungan atas uang atau barang yang dibeli secara bertahap dengan cara menambahkan harga yang tidak sesuai dengan kesepakatan semula. Contoh praktis adalah bunga bank, dimana harga yang ditawarkan bank tersebut lebih tinggi daripada kesepakatan awal yang disepakati.

Alasan Mengapa Riba Haram

Ribalah yang diharamkan oleh agama Islam sebab dalam prakteknya riba menimbulkan banyak tarikh yang membahayakan bagi masyarakat umum. Salah satunya, riba dapat membuat orang terjerumus dalam siklus hutang yang tidak berkesudahan. Dalam Al-Quran, transaksi riba dianggap sama dengan perang terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, karena mereka merubah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), bunga uang atas pinjaman (qardh) yang berlaku di atas lebih buruk dari riba adalah yang diharamkan Allah SWT dalam Al Quran, karena dalam riba tambahan hanya dikenakan pada saat si peminjam (berhutang) tidak mampu mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo. Dalam qardh, tambahan tersebut wajib dibayar meski si peminjam tidak terlambat membayar cicilan.

Keuntungan Menghindari Riba

Dalam syariat Islam, keuntungan akhir yang ingin dicapai adalah kemaslahatan bagi umat manusia. Di sinilah peran riba sebagai sumber masalah bagi masyarakat. Dalam meminjam uang atau menggunakan jasa bank, kita harus mematuhi norma dan etika Islam. Secara sederhana, menghindari riba dapat membawa dampak positif bagi hidup kita sendiri, diataranya:

BACA JUGA:   Hukum Riba di Bank: Pelanggaran Ajaran Islam dalam Bunga Bank yang Memberatkan Peminjam
  • Uang yang kamu miliki bisa lebih bermanfaat karena tidak dipakai untuk membayar bunga.
  • Hidup lebih tenang karena tidak terlilit hutang.
  • Berinvestasi dengan cara yang lebih bertanggung jawab dalam rangka mengembangkan modal, usaha dan usaha kreatif.
  • Saling membantu, meningkatkan solidaritas sosial, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kesimpulan

    Dalam pandangan agama Islam, riba adalah ateisme ekonomi negatif. Dengan menghubungkan praktik keuangan dengan masalah sosial, Islam berusaha memperbaiki tatanan dunia yang tak jarang dilanda ketidakadilan dan kemiskinan. Oleh karenanya, menghindari riba sama dengan menjauhkan diri dari sumber masalah, dan sebaliknya, menjadi bagian dari solusinya.

    Sebagai manusia, kita wajib memahami bahwa riba adalah sesuatu yang merugikan. Memperoleh hasil investasi atau tabungan yang baik adalah tujuan akhir dari sebuah tindakan keuangan. Dalam hal ini, menjadi akhlak yang baik dan siap membantu orang lain adalah satu nilai yang selalu ditanamkan dalam pengelolan keuangan. Dengan kata lain, hindari riba dan gapai keuntungan terbaikmu dengan nilai-nilai Islam yang baik,karena riba itu haram.

    Also Read

    Bagikan:

    Tags