Mengapa Valentine Dilarang dalam Islam?

Huda Nuri

Mengapa Valentine Dilarang dalam Islam?
Mengapa Valentine Dilarang dalam Islam?

Seiring dengan perayaan Valentine yang semakin populer di kalangan masyarakat saat ini, banyak orang yang berpikir bahwa Valentine adalah perayaan yang menyenangkan dan romantis. Namun, bagi sebagian orang, termasuk umat Islam, Valentine dianggap sebagai perayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama.

Dalam Islam, ada beberapa alasan mengapa Valentine dilarang. Salah satu alasan utama adalah karena perayaan itu berasal dari agama Kristen. Menurut sejarahnya, perayaan Valentine dimulai sebagai peringatan hari raya Santo Valentine, seorang santo Kristen yang dianggap sebagai pelindung para kekasih pada abad ke-3 Masehi.

Banyak ulama dan cendekiawan Muslim menganggap bahwa perayaan Valentine tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Seiring dengan tidak adanya catatan sejarah atau referensi Islam pada perayaan itu, pembelajaran dan peringatan hari raya seperti Valentine dianggap sebagai bentuk pengaruh budaya asing pada agama Islam.

Selain itu, ada pandangan bahwa Valentine menjadi perayaan yang merugikan bagi umat Islam. Beberapa pandangan ini mencakup bahwa perayaan ini menyebarkan gaya hidup hedonisme dan konsumerisme. Perayaan Valentine juga bisa menjadi alat promosi bagi perusahaan-perusahaan, toko-toko, dan penjual bunga yang mengarah pada kegiatan ekonomi yang sering kali tidak sehat.

Sebagai tambahan, pandangan Islam meyakini bahwa romantisme dan perasaan cinta antara suami istri dalam Islam tidak perlu dirayakan dalam satu hari yang ditetapkan oleh agama lain. Sebaliknya, Islam mengajarkan untuk menghormati dan mengekspresikan cinta dengan memperhatikan pasangan sehari-hari dan melakukan perbuatan kecil yang bisa mempererat hubungan antara suami istri.

Kesimpulannya, banyak ulama dan cendekiawan Muslim percaya bahwa Valentine tidak sesuai dengan Islam. Pengaruh budaya asing dan karakteristik perayaan, seperti konsumerisme dan hedonisme, kontradiktif dengan nilai-nilai dalam Islam. Sebagai gantinya, Islam mengajarkan untuk menghargai dan merayakan perasaan cinta secara konstan dan dalam lingkup kehidupan sehari-hari.

Valentine, Hedonisme dan Konsumerisme

Valentine dianggap sebagai perayaan hedonisme karena membumi-bumi hidup pada kepuasan pribadi, hiburan yang berlebihan, dan mengabaikan nilai-nilai etika atau moral. Dalam perayaan ini, banyak orang menganggap kepuasan pribadi dan hiburan sebagai inti dari perayaan Valentine.

BACA JUGA:   Sulam Alis Menurut Islam: Menjaga Keindahan Alami dengan Rasulullah

Setelah itu, konsumerisme menjadi bagian utama dalam perayaan Valentine di mana orang banyak menghabiskan uang. Mereka bersaing dengan orang lain tentang siapa yang bisa memberikan kado terbaik kepada pasangan. Banyak toko-toko yang memasarkan produk berupa bunga, cokelat dan kado lainnya sebagai jalan untuk memperoleh uang dalam perayaan ini. Seringkali orang-orang akibat terlalu berlebihan dalam perayaan ini hingga membuat ketidakstabilan keuangan.

Dalam Islam, kerja keras dan kebijaksanaan pengeluaran dipromosikan sebagai prinsip untuk mencapai kestabilan keuangan yang sehat. Islam mengajarkan untuk mengendalikan diri terhadap hawa nafsu dan mengambil keputusan yang bijaksana dalam pengeluaran uang. Islam juga mengajarkan tentang kepercayaan beriman kepada Allah. Mereka yang merayakan Valentine dianggap sebagai orang yang gagal untuk mengendalikan hawa nafsu dan menjadi tergantung pada harta benda.

Perayaan Valentine, Membingungkan Hubungan Antara Suami-Istri?

Meskipun Valentine sering kali dikaitkan dengan perasaan cinta romantik, ulama dan cendekiawan Muslim percaya bahwa perayaan ini bisa membingungkan hubungan antara suami istri.

Valentine sering digambarkan sebagai perayaan romantis, tetapi sebenarnya perayaan itu justru memecahkan ide-ide romantis dengan menetapkan sebuah waktu yang ditentukan. Sheikh Muhammad Al-Munaji Al-Suyuti, seorang teolog Pakistan, menulis bahwa perayaan Valentine mengandung konsep illogis dalam cinta. Dia memperingatkan bahwa jika seseorang hanya menyatakan cinta pada hewan satu kali dalam setahun dan tidak peduli atau perhatian pada hewan yang dicintai sehari-hari, hubungan itu akan gagal karena kedekatannya tidak terjalin.

Di sisi lain, Islam menekankan pentingnya perawatan dan penghormatan antar pasangan sehari-hari sebagai cara untuk mempererat ikatan mereka. Islam mengajarkan agar seorang suami menghormati istrinya dan sebaliknya seorang istri harus merespon dengan ketaatan pada suaminya. Atau keduanya harus saling mendukung dan membantu dalam berbagai bidang kehidupan termasuk merawat keluarga dan mengelola keuangan dari mereka.

BACA JUGA:   Pentingnya Larangan Minuman Keras Dalam Islam

Akhir Kata

Valentine dilarang dalam Islam karena dianggap sebagai perayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. Perayaan Valentine cenderung menyebarkan konsumerisme dan hedonisme dan justru membingungkan makna dari sebuah hubungan. Islam mengajarkan agar penghormatan dan perawatan antar pasangan dilakukan dengan cara-cara kecil sehari-hari. Jangan hanya merayakan dan mengungkapkan perasaan cinta kepada pasangan pada satu hari, tetapi peliharalah perasaan itu dengan cara yang benar-benar sehat dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Also Read

Bagikan: