Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali ingin menggunakan kutipan dari Al-Quran untuk memperkuat argumen, memberikan nasehat, atau membagikan inspirasi kepada orang lain. Namun, penting bagi kita untuk menulis kutipan Al-Quran dengan benar dan menghormati kekhususan isi suci yang terkandung di dalamnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara yang benar untuk menulis kutipan Al-Quran agar tetap sahih dan terhormat.
Daftar Isi
Berikut adalah daftar isi dari topik yang akan kita bahas:
- Pendahuluan
- Menggunakan Tanda Petik Ganda
- Menyebut Nama Surat dan Ayat
- Menggunakan Tanda Koma dan Titik
- Menghilangkan Bagian Tengah Kutipan
- Menggunakan Tanda Elipsis
- Menyalin Huruf Arab Secara Akurat
- Menulis Terjemahan dengan Tepat
- Menyebutkan Nama Penerjemah
- Kutipan Panjang
- Menulis Kutipan di Media Sosial
- Menggunakan Sumber Kutipan
- Menulis Atas Nama Seseorang
- Menghindari Penyimpangan Terjemahan
- Menghormati Isi Al-Quran
1. Menggunakan Tanda Petik Ganda
Ketika menulis kutipan Al-Quran, penting untuk menggunakan tanda petik ganda (" ") di sekitar kutipan tersebut. Misalnya, "Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri" (Surat Ar-Ra’d: 11). Dengan menggunakan tanda petik ganda, kita menunjukkan bahwa ini adalah kutipan langsung dari Al-Quran.
2. Menyebut Nama Surat dan Ayat
Selain menggunakan tanda petik ganda, kita juga perlu menyebutkan nama surat dan ayat dari kutipan Al-Quran yang kita tulis. Misalnya, "Pada Surat Ar-Ra’d ayat 11, Allah berfirman: ‘Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri’." Dengan menyebutkan nama surat dan ayat, kita memberikan informasi yang jelas tentang konteks kutipan tersebut.
3. Menggunakan Tanda Koma dan Titik
Dalam menulis kutipan Al-Quran, kita harus memperhatikan penggunaan tanda koma dan titik dengan baik. Jika kita hanya mengutip sebagian dari ayat, kita perlu menggunakan tanda koma di antara bagian yang diambil. Misalnya, "Mereka bertanya kepadamu tentang perang. Katakanlah, ‘Perang itu disyariatkan bagi kalian, meskipun kalian tidak menyukainya’" (Surat Al-Baqarah: 216).
Jika kita mengambil seluruh ayat, kita perlu menggunakan tanda titik di akhir kutipan. Misalnya, "Dan cukuplah Allah menjadi Penolong bagiku, dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung" (Surat At-Talaq: 3).
4. Menghilangkan Bagian Tengah Kutipan
Ada kalanya kita perlu menghilangkan bagian tengah dari kutipan Al-Quran karena tidak relevan dengan konteks yang sedang kita sampaikan. Dalam hal ini, kita bisa menggunakan tanda titik-titik di antara bagian awal dan akhir yang tetap kita sertakan. Misalnya, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…" (Surat Al-Baqarah: 286).
Namun, penting untuk memastikan bahwa penghilangan bagian itu tidak mengubah makna dari kutipan yang sebenarnya.
5. Menggunakan Tanda Elipsis
Jika kita ingin mengutip bagian Al-Quran yang terdiri dari beberapa ayat, tetapi hanya mengambil sebagian ayat, kita bisa menggunakan tanda elipsis (tanda titik-titik) untuk menandai bagian yang dihilangkan. Misalnya, "Maka berpegang teguhlah kamu kepada tali Allah…" (Surat Ali ‘Imran: 103-104).
6. Menyalin Huruf Arab Secara Akurat
Saat menulis kutipan Al-Quran dalam huruf Arab, penting bagi kita untuk memerhatikan ketepatan penulisan huruf-huruf tersebut. Kami merekomendasikan menggunakan font yang disediakan oleh situs-situs Islam terpercaya atau menggunakan papan ketik Arab dalam perangkat lunak pengolah kata. Hal ini akan memastikan bahwa kutipan kita betul-betul sahih dan tidak ada kesalahan dalam penulisan huruf Arab.
7. Menulis Terjemahan dengan Tepat
Jika kita ingin menambahkan terjemahan dari kutipan Al-Quran, pastikan untuk mengikuti terjemahan yang telah disepakati secara luas. Ada berbagai terjemahan Al-Quran yang tersedia dalam bahasa Indonesia, dan penting bagi kita untuk memilih terjemahan yang paling tepat dan bisa dipercaya. Ini akan memastikan bahwa pesan yang disampaikan dalam kutipan Al-Quran tetap terjaga dengan baik.
8. Menyebutkan Nama Penerjemah
Jika kita menggunakan terjemahan yang telah diterbitkan dalam menulis kutipan Al-Quran, sebaiknya kita menyebutkan nama penerjemah sumber kutipan tersebut. Misalnya, "…karena Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati" (Al-Quran dengan Terjemahan oleh Tafsir Ibnu Katsir).
Dengan menyebutkan nama penerjemah, kita memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berperan dalam mempermudah pemahaman umat Muslim terhadap pesan Al-Quran.
9. Kutipan Panjang
Jika kita ingin menulis kutipan Al-Quran yang panjang, sebaiknya kita menuliskannya sebagai blok kutipan terpisah dari teks utama. Misalnya:
"Inilah kitab (Al-Quran) yang telah Kami turunkan kepadamu (Muhammad) yang penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai hati. (Surat Al-Qashash: 2)"
Dengan menulis kutipan panjang sebagai blok terpisah, kita memberikan penekanan yang tepat pada isi Al-Quran dan menjaga agar tampilan tulisan tetap rapi dan teratur.
10. Menulis Kutipan di Media Sosial
Dalam era digital saat ini, kita sering kali menggunakan media sosial untuk membagikan kutipan Al-Quran kepada orang lain. Ketika melakukan hal ini, perhatikan tata letak dan format tulisan yang sesuai. Gunakan tanda kutip atau blok kutipan, dan sertakan referensi surat dan ayat yang benar. Selain itu, pastikan untuk mengecek kembali akurasi kutipan sebelum membagikannya secara online.
11. Menggunakan Sumber Kutipan
Ketika kita menulis kutipan Al-Quran, penting untuk menyebutkan sumber kutipan tersebut. Ini memberikan rujukan yang jelas dan memungkinkan orang lain untuk memverifikasi keaslian kutipan tersebut. Misalnya, "Kutipan ini diambil dari Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 286."
12. Menulis Atas Nama Seseorang
Ada kalanya kita ingin menulis kutipan Al-Quran atas nama seseorang atau seorang tokoh terkemuka. Dalam hal ini, kita perlu menulis nama orang tersebut dan memberikan keterangan tentang pemikiran atau pandangannya terhadap kutipan tersebut. Misalnya, "Seperti yang pernah dikatakan oleh Imam Al-Ghazali, ‘Sesungguhnya, kehidupan dunia ini hanyalah kesia-siaan belaka.’"
Dengan menulis atas nama seseorang, kita memberikan penghargaan kepada mereka dan mengaitkan pemikiran mereka dengan kutipan Al-Quran yang relevan.
13. Menghindari Penyimpangan Terjemahan
Ketika menulis kutipan Al-Quran, penting untuk menghindari penyimpangan terjemahan. Kita harus berhati-hati dan memastikan bahwa kutipan yang kita tulis benar-benar sesuai dengan terjemahan yang sahih. Jika ragu, selalu lebih baik mencari sumber terpercaya atau meminta bantuan dari ulama atau ahli Al-Quran.
14. Menghormati Isi Al-Quran
Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, kita harus selalu menghormati isi Al-Quran yang suci dan menggunakannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Jangan pernah menggunakan kutipan Al-Quran dengan cara yang salah atau dengan niat yang buruk. Ingatlah bahwa Al-Quran adalah firman Allah yang harus dihormati dan dijunjung tinggi.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas cara yang benar untuk menulis kutipan Al-Quran. Dengan mengikuti panduan ini, kita dapat memastikan bahwa kutipan kita tetap sahih, terhormat, dan sesuai dengan niat yang baik. Mari kita jaga kekhususan isi suci Al-Quran dengan sebaik-baiknya dalam setiap tulisan kita.
Pertanyaan Umum
-
- Mengapa penting untuk menggunakan tanda petik ganda dalam menulis kutipan Al-Quran?
-
- Apakah saya bisa menghilangkan bagian tengah dari kutipan Al-Quran untuk kesederhanaan?
-
- Bagaimana cara menulis kutipan Al-Quran yang terdiri dari beberapa ayat?
-
- Apa yang harus saya lakukan jika saya tidak yakin dengan terjemahan dari kutipan Al-Quran yang saya ingin tulis?
-
- Apa yang harus saya lakukan jika saya ingin mengutip Al-Quran dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab?
Sumber:
- Al-Qur’an dengan Terjemahan oleh Tafsir Ibnu Katsir