Apa saja dampak negatif dari riba?
Peminjaman uang dengan bunga atau riba dapat menimbulkan dampak negatif pada banyak aspek kehidupan. Dampak-dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh individu atau pihak yang langsung terlibat dalam transaksi pinjaman, namun dapat berdampak pada masyarakat secara luas. Berikut adalah beberapa dampak negatif dari riba.
1. Menimbulkan Konflik
Pemberian pinjaman dengan bunga besar dapat menimbulkan permusuhan antara pribadi dan mengurangi semangat kerjasama/saling menolong dengan sesama manusia. Dengan mengenakan tambahan kepada peminjam akan menimbulkan perasaan bahwa peminjam tidak tahu kesulitan dan tidak mau tahu kesulitan orang lain. Ini dapat mengarah pada terjadinya konflik, yang dapat berdampak negatif pada hubungan antarindividu dan masyarakat secara keseluruhan.
2. Memperparah Kemiskinan
Salah satu dampak negatif lain dari riba adalah memperparah kemiskinan. Ketika seseorang meminjam uang dengan bunga yang tinggi, maka dalam jangka panjang akan semakin banyak hutang yang harus dibayar. Seiring waktu, hutang tersebut dapat menjadi sangat besar dan tidak dapat dilunasi oleh si peminjam. Hal ini dapat memperparah kemiskinan dan membuat orang semakin sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan tersebut.
3. Memicu Ketidakadilan Sosial
Sistem peminjaman dengan bunga juga dapat membawa ketidakadilan sosial dan ekonomi. Karena bunga yang dibebankan pada peminjam meningkatkan jumlah hutang, maka hal ini akan memperburuk kondisi finansial mereka. Sementara itu, pihak yang memberikan pinjaman justru mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar. Ketidakadilan seperti ini dapat memicu ketidakstabilan sosial dan ekonomi, karena kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin semakin melebar.
4. Merusak Sistem Ekonomi
Riba atau sistem peminjaman dengan bunga juga dapat merusak sistem ekonomi. Terlalu banyak uang yang beredar di pasaran menyebabkan inflasi dan menyebabkan permasalahan dalam perekonomian. Karena itu, banyak negara yang melarang atau membatasi praktik riba dalam perekonomian mereka.
5. Melanggar Prinsip Keislaman
Riba juga dianggap melanggar prinsip keislaman. Dalam ajaran Islam, riba dianggap sebagai suatu bentuk perbuatan yang dosa dan tidak diizinkan. Banyak negara yang menganut ajaran Islam yang membatasi atau melarang praktik riba dalam aktivitas keuangan mereka.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa riba atau praktik peminjaman uang dengan bunga besar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat, ekonomi, dan bahkan keagamaan. Oleh karena itu, diperlukan penanganan serius dari pihak berwenang untuk mengurangi atau bahkan meniadakan praktik riba.