Dampak Negatif Menikah di Bawah Umur
Menikah merupakan suatu sunnatullah (sunnah yang menjadi ketentuan Allah SWT). Namun menikah juga harus dipertimbangkan dengan baik dan tidak sembarangan. Terlebih lagi jika menikah dilakukan pada usia yang terlalu dini atau di bawah umur yang ditentukan oleh undang-undang. Banyak dampak negatif yang bisa terjadi akibat menikah di bawah umur. Dampak-dampak negatif tersebut akan dibahas secara lengkap di bawah ini.
1. Berisiko Gagal dalam Pernikahan
Menikah di bawah usia yang ditentukan dapat meningkatkan risiko perceraian. Hal ini terjadi karena ketidakwajaran karakteristik psikologis antara pasangan yang belum matang. Selain itu, kehidupan yang masih muda seperti tidak mandiri secara finansial, mental yang belum stabil dan kurangnya kematangan emosi juga bisa menjadi penyebab ketidakharmonisan dalam hubungan.
Perselisihan antara pasangan muda umur menjadi masalah yang umum terjadi. Hanya karena mereka tidak dapat menangani masalah ini karena kurangnya pengalaman dan keterampilan membuat hubungan mereka menjadi hancur dan memilih untuk bercerai.
2. Risiko Kesehatan Ibu dan Anak
Menikah di bawah umur dapat memengaruhi kesehatan ibu dan anak (kandungannya). Ini disebabkan karena tubuh pasangan usia muda belum siap secara fisik dan mental. Sehingga meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan melahirkan.
Penelitian menunjukkan bahwa ada risiko tinggi dari bayi lahir cacat atau mengalami masalah kesehatan. Karena rahim yang belum siap dan rentan terhadap penyakit atau infeksi. Dalam beberapa kasus, pasangan yang masih muda kurang dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan bayi sehingga meningkatkan risiko kematian pada bayi.
3. Masa Depan yang Kurang Terjamin
Pasangan yang menikah di bawah umur cenderung kurang dapat mengambil keputusan yang tepat. Mereka masih sangat muda dan belum memiliki pengalaman hidup, sehingga tidak dapat mempertimbangkan opsi atau memilih jalan yang benar. Hal ini dapat berdampak pada masa depan mereka sendiri, anak-anak mereka, dan keluarga mereka secara keseluruhan. Terlebih lagi jika pasangan tersebut berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri.
4. Potensi Penganiayaan Terhadap Pasangan
Pasangan yang menikah di bawah umur dapat menghadapi penganiayaan secara fisik dan mental, terutama perempuan (istri). Hal ini karena pihak keluarga atau suami bisa bermain keras dalam menghadapi situasi sulit yang terjadi pada pasangan. Penganiayaan juga bisa terjadai akibat adanya perselisihan atau karena pasangan tidak dapat memenuhi kebutuhan suami/istri.
5. Kurangnya Pendidikan dan Peluang Karir
Menikah di bawah umur dapat memengaruhi pendidikan dan karir. Pasangan yang masih muda biasanya belum bisa menyelesaikan pendidikan mereka atau kurang mendapatkan pendidikan. Ini akan membatasi peluang karir mereka di masa depan. Pasangan yang menikah di bawah umur cenderung berhenti sekolah atau kuliah dan akibatnya kurangnya keterampilan membuat mereka tidak siap memasuki dunia kerja. Hal ini juga berdampak pada kondisi keuangan mereka karena pasangan yang menikah muda kurang memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga mereka.
Kesimpulan
Menikah di bawah umur menunjukkan banyak dampak negatif bagi pasangan itu sendiri dan keluarganya. Dampak-dampak negatif tersebut antara lain: tingkat perceraian yang tinggi, risiko kesehatan ibu dan anak yang lebih besar, masa depan percaya dan kurangnya pendidikan dan peluang karir. Negatif ini tentunya dapat dihindari dengan melakukan persiapan yang matang sebelum menikah dan menunda menikah hingga waktunya tepat. Jangan terburu-buru dan terlalu mengutamakan hasrat pribadi, karena dampak kerugian akan sangat besar pada masa depan keluarga anda.
