Hadits Tentang Dilarang Pacaran dalam Islam

Dina Yonada

Hadits Tentang Dilarang Pacaran dalam Islam
Hadits Tentang Dilarang Pacaran dalam Islam

Pacaran selama bertahun-tahun, kadang-kadang dianggap sebuah hal yang biasa. Namun, para ahli agama menganggap bahwa pacaran sesuai dengan kehendak Allah tidaklah benar. Dalam agama Islam, berpacaran atau dating adalah sesuatu yang tidak dianjurkan. Hal ini bahkan dilarang dalam sejumlah hadits yang ada.

Apa yang Dimaksud dengan Pacaran dalam Islam?

Sebelum membahas tentang hadits larangan pacaran dalam Islam, mari kita bahas dulu apa yang dimaksud dengan pacaran dalam Islam. Pacaran dalam Islam merupakan suatu hubungan asmara pada masa remaja atau dewasa yang tidak disertai dengan janji pernikahan. Secara etimologis, pacaran berasal dari bahasa Inggris casual dating yang artinya bertemu dan bersenang-senang dengan seseorang secara tidak formal.

Namun, dalam agama Islam, pacaran memiliki konotasi sebagai sebuah hubungan yang hanya dilandasi oleh nafsu belaka dan tidak memiliki tujuan yang jelas. Sehingga, pacaran dalam Islam dipandang sebagai sesuatu yang negatif dan tidak dianjurkan.

Hadits tentang Dilarangnya Pacaran dalam Islam

Terdapat beberapa hadits yang melarang aktivitas pacaran dalam Islam. Salah satu hadits yang cukup terkenal adalah hadits riwayat Imam Tirmidhi berikut ini:

“Tidak ada sesuatu yang lebih aku khawatirkan bagi umatku setelah aku meninggalkan dunia, selain wanita dan syahwatnya.”

Hadits ini menjelaskan bahwa syahwat wanita merupakan salah satu hal yang dapat membawa malapetaka bagi umat manusia. Pacaran, sebagai sebuah aktivitas yang kerap dilakukan untuk memuaskan syahwat wanita, dinilai menimbulkan banyak dampak negatif bagi masyarakat.

Dampak Buruk dari Pacaran dalam Islam

Pacaran dalam Islam dianggap sebagai sesuatu yang negatif karena banyak menghasilkan dampak buruk. Beberapa dampak buruk dari pacaran dalam Islam antara lain sebagai berikut:

  1. Menimbulkan Ketidakstabilan Emosi
BACA JUGA:   Mengapa Islam Melarang Umatnya Menganut Paham Fatalisme

Ketidakstabilan emosi dapat menjadi dampak buruk pacaran dalam Islam. Hal ini karena hubungan asmara seringkali ditandai dengan banyak drama dan perasaan yang berubah-ubah. Belum lagi, ketika pacaran berakhir, akan sangat sulit bagi seseorang untuk meredakan emosi yang jadi liar karena sudah terlalu terikat dalam hubungan tersebut.

  1. Menyebabkan Seseorang Lupa Pada Tujuan Utamanya

Pacaran yang semakin lama semakin serius akan membuat seseorang lupa pada tujuan utama di dalam hidupnya. Alih-alih mencari maaf atas kesalahan atau ketidaksempurnaan diri sendiri, seseorang justru asyik dengan kegiatan yang tidak begitu penting, yaitu pacaran.

  1. Menimbulkan Peluang Terjadinya Zina

Dampak buruk lainnya yang muncul dari praktik pacaran dalam Islam adalah terdongkraknya peluang seseorang untuk melakukan zina. Zina merupakan salah satu larangan yang paling keras dalam Islam yang dihukum dengan cambuk seratus kali bagi yang melakukannya.

Kesimpulan

Pacaran yang tidak berlandaskan tradisi atau adat khas Indonesia biasa disebut dengan casual dating atau sering disebut dengan pacaran. Sementara dalam agama islam dinilai sebagai praktik pacaran yang dianggap negatif. Dalam banyak kesempatan, para ahli agama telah menyatakan kekhawatiran mereka terhadap suatu praktik semacam itu. Dari sudut pandang keagamaan, pacaran dapat membawa berbagai dampak buruk bagi kehidupan seseorang seperti ketidakstabilan emosi, menyebabkan seseorang lupa pada tujuan utamanya, dan menimbulkan peluang terjadinya Zina.

Dalam kesempatan ini, kita perlu menegaskan bahwa setiap individu tentunya memiliki pilihan hidup yang berbeda-beda. Namun, kami menyarankan kepada anda untuk menghindari praktik pacaran yang dianggap negatif oleh agama Islam ini. Temukanlah pasangan yang baik dan taat agama sehingga dapat membawa barakah dalam hidup anda.

Also Read

Bagikan: