Mengenal Lebih Dekat: Contoh Riba dalam Bentuk Pinjaman yang Sering Terjadi

Huda Nuri

Mengenal Lebih Dekat: Contoh Riba dalam Bentuk Pinjaman yang Sering Terjadi
Mengenal Lebih Dekat: Contoh Riba dalam Bentuk Pinjaman yang Sering Terjadi

Bagaimana contoh riba dalam bentuk pinjaman?

Sebagian besar dari kita mengenal bagaimana sistem pinjaman bekerja. Ketika kita meminjam uang dari bank atau institusi keuangan lainnya, kita memiliki kewajiban untuk memenuhi kembali jumlah pokok yang dipinjam serta membayar bunga atas jumlah tersebut. Namun, dalam beberapa kasus, ketika ada persyaratan tambahan atas pengembalian pinjaman, ini dapat dikenakan sebagai contoh riba.

Apa Itu Riba?

Riba, secara harfiah bermakna “pertumbuhan”, memperlihatkan ketidakadilan ketika seseorang memanfaatkan kebutuhan keuangan dan mendapatkan keuntungan tanpa alasan yang benar atau tanpa bekerja sama secara adil. Dalam Islam, riba dianggap sebagai pembatasan pada kemakmuran masyarakat dan merusak nilai-nilai keadilan sosial.

Bagaimana riba muncul dalam bentuk pinjaman? Sebagian besar orang menganggap bahwa bunga yang dikenakan pada pinjaman adalah hal yang wajar dalam sistem keuangan. Namun, ada beberapa contoh persyaratan tambahan pada pengembalian pinjaman yang dapat dianggap sebagai jenis riba.

Contoh Riba dalam Bentuk Pinjaman

Apabila kita menggunakan contoh transaksi peminjaman uang senilai 20 juta dengan ketentuan waktu pengembalian yaitu 6 bulan. Apabila tidak bisa membayarkan tepat waktu, maka akan ada tambahan biaya tertentu atas pengembalian total pinjaman. Meski terdengar wajar, namun pada dasarnya tambahan biaya ini dapat dianggap sebagai contoh riba.

Dalam banyak kasus, ini menghasilkan nilai bunga yang lebih tinggi dari bunga yang dikenakan pada pengembalian pokok, yang pada dasarnya merupakan bentuk dari riba. Ini dikarenakan tambahan biaya yang dikenakan pada pengembalian total pinjaman, membuat jumlah yang harus dibayarkan lebih besar dari awalnya.

BACA JUGA:   Terkuak! Benarkah Bank BRI Syariah Bebas Riba dengan Akad Murabahah dan Ijarah? Simak Penjelasan Lengkapnya

Contoh Kontrak Riba dalam Agama Islam

Dalam Islam, riba ditetapkan sebagai haram. Oleh karena itu, ketika kita meminjam uang dari institusi keuangan yang secular, penting untuk memastikan bahwa kita menghindari syarat kontrak yang dapat dianggap sebagai riba. Sebagai contoh, cari tahu terlebih dahulu apakah ada biaya tambahan yang ditetapkan apabila kita tidak bisa mengembalikan pinjaman tepat waktu.

Selain itu, sebagian besar institusi keuangan modern juga menawarkan produk akad dengan prinsip syariah bagi pelanggan muslim yang ingin meminjam uang tanpa riba dan biaya tambahan. Akad jenis ini, seperti akad murabahah dan akad istisna, menjadi pilihan alternatif yang lebih baik bagi umat muslim yang ingin meminjam uang tanpa terkena riba.

Penutup

Secara umum, riba menunjukkan ketidakadilan dalam sistem keuangan yang justru memperparah ketimpangan sosial. Ketika Anda mengambil pinjaman, pastikan Anda memahami semua persyaratan kontrak sebelumnyauntuk menghindari terjebak pada persyaratan kontrak yang dapat dianggap seperti riba.

Dalam agama Islam, riba dianggap sebagai suatu yang sangat dilarang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami prinsip-prinsip keuangan syariah dan memilih produk keuangan yang sesuai, agar kita dan masyarakat sekitar bisa mendapatkan keuntungan yang adil dan menawarkan manfaat yang banyak.

Also Read

Bagikan:

Tags