Mengenal Penyebab Riba: Nafsu Dunia, Sifat Serakah, dan Kurangnya Rasa Syukur

Huda Nuri

Mengenal Penyebab Riba: Nafsu Dunia, Sifat Serakah, dan Kurangnya Rasa Syukur
Mengenal Penyebab Riba: Nafsu Dunia, Sifat Serakah, dan Kurangnya Rasa Syukur

Apa saja hal hal yang menyebabkan riba?

Kata riba memang sering didengar, dan tentunya dilarang oleh Islam. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan riba? Secara umum, riba dapat diartikan sebagai keuntungan atau tambahan yang didapatkan tanpa usaha yang jelas. Dalam konteks keuangan, riba dapat merujuk pada bunga atau tingkat suku bunga yang diterapkan pada pinjaman.

Sebagai seorang Muslim yang taat, tentunya kita harus menghindari riba. Namun, menghindari riba tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang terlibat dalam riba, antara lain:

1. Nafsu dunia kepada harta benda

Dalam kehidupan modern, seringkali kita tergoda dengan kemewahan dan gaya hidup yang mahal. Tanpa disadari, nafsu dunia ini dapat membuat kita terjebak dalam jeratan riba. Ketidakpuasan terhadap keadaan finansial yang ada atau keinginan untuk memiliki lebih banyak harta bisa mempengaruhi seseorang untuk terlibat dalam riba.

Namun, sebagai seorang Muslim, kita harus selalu ingat bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa didapat dengan memenuhi hawa nafsu semata. Sebaliknya, kita harus selalu bersyukur dan berusaha hidup sederhana, sesuai dengan kemampuan finansial yang ada.

2. Serakah harta

Sifat serakah juga dapat menyebabkan seseorang terlibat dalam riba. Segala bentuk kekikiran dan keinginan untuk menyimpan harta secara berlebihan dapat membuat seseorang melakukan hal-hal yang melanggar aturan Islam. Sebagai umat Muslim, kita harus ingat bahwa harta bukanlah milik kita semata, tetapi milik Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu berbagi dengan sesama dan menghindari sifat serakah dalam hidup kita.

BACA JUGA:   Mengungkap Fakta: Apakah Bunga Bank Termasuk Riba?

3. Tidak pernah merasa bersyukur dengan apa yang telah Allah SWT berikan

Bersyukur adalah sikap yang sangat dihargai dalam Islam. Namun, terkadang kita sering lupa untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Kita seringkali terlena dengan kecenderungan untuk selalu menginginkan lebih banyak harta dan kekayaan, meskipun sebenarnya kita sudah memiliki banyak hal yang dapat kita syukuri.

Sikap yang seperti ini sering membuat kita terjebak dalam perangkap riba, mencari cara untuk memperoleh penghasilan tambahan dengan cara yang tidak halal. Sebagai seorang Muslim, kita harus selalu ingat untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita dan menghindari perilaku yang dapat menyebabkan kita terlibat dalam riba.

Kesimpulan

Riba adalah sesuatu yang diharamkan dalam Islam. Dalam konteks keuangan, riba dapat merujuk pada bunga atau tingkat suku bunga yang diterapkan pada pinjaman. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang terlibat dalam riba, antara lain nafsu dunia kepada harta benda, sifat serakah, dan tidak pernah merasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan.

Sebagai seorang Muslim yang taat, tentunya kita harus selalu menghindari riba dan segala bentuk transaksi keuangan yang melanggar aturan Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu mengembangkan sikap yang berhubungan dengan keikhlasan dan syukur. Dengan begitu, kita pasti dapat menjauhi perbuatan dan pikiran yang berpotensi memicu terjadinya perbuatan yang tergolong dalam kategori riba, dan mencapai kehidupan yang jauh lebih baik dan lebih berkah.

Also Read

Bagikan:

Tags