Nikah Siri Menurut Hukum Islam dan Fatwa MUI: Sah atau Haram?

Dina Yonada

Nikah Siri Menurut Hukum Islam dan Fatwa MUI: Sah atau Haram?
Nikah Siri Menurut Hukum Islam dan Fatwa MUI: Sah atau Haram?

Apakah Nikah Siri Sah Secara Hukum?

Nikah siri kerap menjadi kontroversi di Indonesia terkait legalitasnya sebagai sebuah pernikahan. Hal ini disebabkan karena banyaknya kasus pernikahan tanpa status resmi yang dianggap sebagai nikah siri. Namun, apakah nikah siri sah secara hukum?

Syarat dan Rukun Nikah Menurut Islam

Untuk memahami apakah nikah siri sah atau tidak, perlu dipahami syarat dan rukun nikah menurut ajaran Islam. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), syarat nikah adalah:

  • Ada calon pengantin pria dan wanita
  • Ada wali yang membuka pintu nikah
  • Ada saksi-saksi yang melihat
  • Ada maskawin atau mahar

Sedangkan rukun nikah menurut Islam terdiri atas:

  • Ijab dan qabul, yaitu ikrar dari kedua belah pihak
  • Wali sebagai perwakilan dari pihak keluarga perempuan
  • Calon pengantin pria dan wanita yang saling meridhoi pernikahan
  • Ada saksi yang hadir dalam prosesi ijab dan qabul

Apabila nikah siri sudah memenuhi syarat dan rukun nikah menurut Islam, maka nikah siri dianggap sah secara hukum.

Keabsahan Nikah Siri dalam Perspektif Hukum Negara

Meskipun nikah siri dianggap sah menurut ajaran Agama Islam, namun dalam perspektif hukum negara, nikah siri tidak memiliki keabsahan hukum karena tidak terdaftar di Kementerian Agama. Oleh karena itu, nikah siri tidak dapat diakui secara hukum di Indonesia.

Namun, meskipun tidak terdaftar secara resmi, nikah siri tetap diakui keberadaannya dalam masyarakat dan selama tidak menimbulkan mudarat atau kerugian bagi pihak-pihak yang terkait, maka nikah siri dianggap sah secara moral dan agama.

BACA JUGA:   Pernikahan Antara Saudara Satu Buyut dalam Islam: Apakah Boleh atau Tidak?

Mudarat dalam Nikah Siri

Menurut MUI, nikah siri dianggap haram jika terdapat mudarat. Mudarat sendiri diartikan sebagai kerugian atau bahaya yang ditimbulkan pada pihak-pihak yang terkait dalam proses pernikahan, seperti antara pasangan yang dinikahkan secara siri, anak yang dilahirkan dari pernikahan tersebut, hingga masyarakat dan negara.

Jadi, penting untuk memperhatikan terlebih dahulu apakah ada mudarat yang bisa timbul dari pernikahan siri sebelum melakukan pernikahan tersebut. Hal ini bertujuan untuk melindungi diri dari segala risiko yang mungkin muncul di kemudian hari.

Kesimpulan

Dalam pandangan agama Islam, nikah siri dianggap sah jika telah memenuhi syarat dan rukun nikah. Namun dalam perspektif hukum negara, nikah siri tidak memiliki keabsahan hukum dan tidak terdaftar di Kementerian Agama. Oleh karena itu, meskipun nikah siri diakui secara moral dan agama, tetapi tetap dilarang oleh pemerintah karena dapat menimbulkan mudarat.

Untuk itu, sebelum melakukan pernikahan siri, perlu dipertimbangkan segala risiko dan mudarat yang dapat terjadi agar terhindar dari konsekuensi yang tidak diinginkan. Semoga artikel ini dapat membantu memahami apakah nikah siri sah secara hukum menurut perspektif Islam dan hukum negara di Indonesia.

Also Read

Bagikan:

Tags