Apa itu Transaksi Riba?
Ketika seseorang melakukan transaksi, kebanyakan orang cenderung terfokus pada profit dan keuntungan yang akan diperoleh. Namun, ada jenis transaksi yang sebenarnya dilarang dalam agama Islam, yaitu riba. Apa itu riba dan bagaimana transaksi riba dapat terjadi? Simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Riba
Secara bahasa atau etimologi, riba berasal dari kata Arab yang berarti tambahan atau kelebihan (ziyadah). Sedangkan menurut istilah atau terminologi, riba ialah kelebihan atau tambahan pembayaran dalam utang piutang atau jual beli yang disyaratkan sebelumnya bagi salah satu dari dua orang/pihak lain yang membuat perjanjian.
Contoh sederhana dari riba dalam transaksi jual beli adalah ketika seseorang melakukan pembelian barang atau jasa dengan cara mencicil. Jika harga asli barang tersebut adalah 10 juta, dan dengan cara mencicil harganya menjadi 12 juta dalam 12 bulan, maka itu termasuk riba.
Jenis-jenis Riba
Dalam agama Islam, riba dibagi menjadi dua jenis, yaitu riba qardh dan riba jahiliyah. Berikut penjelasannya.
1. Riba Qardh
Riba qardh adalah riba pada transaksi utang-piutang, dimana ada kelebihan atau tambahan bayaran karena waktu pembayaran yang diberikan lebih lama dari kesepakatan awal. Contoh sederhana dari riba qardh adalah ketika seseorang meminjam uang sebesar 10 juta dengan tingkat bunga atau keuntungan sebesar 2 juta. Maka total yang harus dibayarkan adalah 12 juta.
2. Riba Jahiliyah
Riba jahiliyah adalah riba pada transaksi jual-beli. Contohnya adalah ketika seseorang membeli sebuah barang dengan harga 10 juta, dan melakukan pembayaran dengan cara mencicil dengan jumlah yang lebih banyak dari kesepakatan awal.
Pengaruh Riba
Riba sangat berbahaya bagi masyarakat, karena dapat menyebabkan peredaran uang yang tidak stabil dan dapat menurunkan daya beli. Riba juga dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi antara pihak yang kaya dan miskin.
Selain itu, riba juga dapat berdampak buruk pada hubungan sosial. Hal ini disebabkan karena dengan adanya riba, seseorang akan mengutamakan egois, dan hanya fokus pada keuntungan pribadi tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkan bagi orang lain.
Cara Menghindari Riba
Karena bahayanya, maka Islam melarang segala bentuk riba. Oleh karena itu, seseorang yang hendak bertransaksi, disarankan untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Bertanya pada Ahlinya
Sebelum melakukan transaksi, sebaiknya seseorang bertanya pada ahlinya tentang jenis transaksi yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam transaksi dan memastika tidak mengandung unsur riba.
2. Mencari Alternatif Transaksi
Jika ada alternatif transaksi yang bisa dilakukan tanpa mengandung unsur riba, sebaiknya memilih alternatif tersebut. Misalnya dengan melakukan transaksi tunai, atau dengan melakukan investasi yang halal seperti saham atau properti.
3. Menjaga Kesepakatan Awal
Memastikan kesepakatan awal sebelum melakukan transaksi, dan mematuhi kesepakatan tersebut hingga penyelesaian transaksi. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya perubahan pada transaksi yang nantinya dapat menghindari adanya unsur riba.
Kesimpulan
Riba merupakan transaksi yang sangat berbahaya bagi masyarakat. Oleh karena itu, seseorang yang hendak bertransaksi disarankan untuk memperhatikan jenis transaksi yang dilakukan sehingga dapat menghindari riba. Dengan menghindari riba, maka dapat menumbuhkan rasa keadilan dalam bertransaksi dan mewujudkan kestabilan ekonomi yang sehat dan adil bagi semua kalangan.