Pentingnya Mengetahui Pekerjaan yang Mengandung Riba: Apa Saja Pekerjaan di Lingkungan Bank yang Perlu Diwaspadai?

Huda Nuri

Pentingnya Mengetahui Pekerjaan yang Mengandung Riba: Apa Saja Pekerjaan di Lingkungan Bank yang Perlu Diwaspadai?
Pentingnya Mengetahui Pekerjaan yang Mengandung Riba: Apa Saja Pekerjaan di Lingkungan Bank yang Perlu Diwaspadai?

Pekerjaan Apa yang Mengandung Riba?

Ketika mendengar kata riba, banyak orang pasti segera teringat dengan perbankan. Pasalnya, bank sering menjadi tempat di mana riba sering terjadi. Saat ini, ada berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan bank. Mulai dari pegawai bank, staff, office boy, tukang parkir, satpam, dan lain-lain. Namun, apakah pekerjaan ini semuanya mengandung riba? Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut mengenai pekerjaan yang mengandung riba.

Pekerjaan di Bank yang Tidak Mengandung Riba

Sebelum membahas lebih jauh mengenai pekerjaan yang mengandung riba, ada baiknya untuk mengetahui pekerjaan yang ada di bank yang tidak mengandung riba. Salah satu pekerjaan di bank yang tidak mengandung riba adalah sebagai staff administrasi. Tugas utama dari staff administrasi ialah mengurus administrasi dan bukan terkait dengan keuangan. Selain itu, ada juga pekerjaan sebagai customer service. Posisi ini mengurus pertanyaan dan keluhan dari nasabah, bukan terkait dengan keuangan dan riba.

Pekerjaan yang Mengandung Riba

Berikut ini adalah beberapa pekerjaan yang mengandung riba dan harus dihindari:

  1. Pegawai bank: Pegawai bank sebenarnya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Namun, sejauh pekerjaan mereka berkaitan dengan perbankan, mereka akan berurusan dengan riba. Hal ini karena bank sering memberikan bunga kepada nasabah yang telah meminjam uang atau membuka deposito. Bunga ini tentu saja mengandung unsur riba.
  2. Pekerjaan sebagai supplier: Bekerja sebagai supplier atau pemasok barang yang menjual barang secara kredit mengandung riba. Pasalnya, ketika pemasok atau supplier memberikan barang secara kredit, pembeli akan dikenakan bunga atas sewa guna usaha (SGU) yang membentuk riba.
  3. Underwriter: Semua produk keuangan yang Anda beli, seperti asuransi atau saham, pada dasarnya selalu mengandung unsur riba. Oleh karena itu, bekerja sebagai underwriter yang mengurusi produk-produk keuangan tentu saja mengandung riba.
  4. Pekerjaan yang menerima gaji melalui bank: Ini adalah kasus paling umum di mana banyak orang tidak menyadari bahwa pekerjaannya mengandung riba. Pasalnya, gaji yang diterima melalui bank seringkali terkena potongan atau dikenakan biaya administrasi. Hal ini mengurangi jumlah yang diterima sebagai gaji bersih. Biaya yang dikenakan tersebut dapat dikategorikan sebagai riba.
BACA JUGA:   Kredit Kendaraan Bermotor Melalui Leasing: Apakah Termasuk Riba?

Berkomitmen untuk Menghindari Riba

Setelah mengetahui jenis pekerjaan yang mengandung riba, penting untuk melakukan komitmen untuk menghindarinya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari riba dalam kehidupan sehari-hari, seperti menggunakan kartu debit atau uang tunai untuk transaksi, memilih produk-produk keuangan yang tidak mengandung riba, dan menghindari pekerjaan yang berkaitan dengan riba.

Dalam Islam, riba sangat diharamkan dan dianggap sebagai dosa besar. Selain itu, riba juga memiliki dampak buruk yang besar terhadap perekonomian, baik pada skala individu maupun skala global. Oleh karena itu, sudah seharusnya untuk berkomitmen untuk menghindari riba dan menjalani hidup dengan prinsip keuangan yang sehat dan bermanfaat.

Kesimpulan

Pekerjaan yang mengandung riba sebenarnya bukan hanya terdapat pada sektor perbankan saja, tetapi juga melibatkan sektor lainnya yang terkait dengan keuangan. Tidak semua pekerjaan di bank mengandung riba, seperti staff administrasi dan customer service. Namun, pekerjaan sebagai pegawai bank, supplier, underwriter, dan menerima gaji melalui bank dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang mengandung riba. Oleh karena itu, sudah seharusnya untuk menjauhi pekerjaan yang mengandung unsur riba dan hidup dengan prinsip keuangan yang sehat.

Also Read

Bagikan:

Tags