Perbedaan Mazhab Hanafi Dan Syafi I

Huda Nuri

Perbedaan Mazhab Hanafi Dan Syafi I
Perbedaan Mazhab Hanafi Dan Syafi I

Mazhab dalam agama Islam merupakan suatu aliran atau pandangan yang dipelopori oleh seorang ulama terkemuka, yang kemudian diikuti oleh para pengikutnya. Terdapat beberapa mazhab yang populer di kalangan umat Islam, di antaranya adalah Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i. Kedua mazhab ini memiliki perbedaan pendapat dalam beberapa hal, mulai dari metode penafsiran hingga hukum-hukum agama yang diterapkan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i secara detail, berdasarkan berbagai sumber yang dapat dipercaya.

Sejarah Mazhab Hanafi

Mazhab Hanafi mengambil namanya dari nama Imam Abu Hanifah al-Nu`man ibn Thabit al-Kufi, yang lahir pada tahun 699 M di Kufah, Iraq. Imam Abu Hanifah adalah salah seorang ulama besar dalam sejarah Islam, yang terkenal dengan keilmuannya dalam bidang fiqh. Beliau merupakan salah satu murid dari Imam Ja’far ash-Shadiq, yang juga merupakan salah satu Imam bagi Mazhab Syiah.

Imam Abu Hanifah dikenal sebagai seorang yang tekun dalam belajar dan melakukan ijtihad dalam memecahkan masalah-masalah fiqh yang kompleks. Dari sini, lahir Mazhab Hanafi yang kemudian dipegang teguh oleh para pengikutnya.

Sejarah Mazhab Syafi’i

Mazhab Syafi’i dinamakan sesuai dengan nama Imam Muhammad ibn Idris ash-Shafi’i, yang lahir pada tahun 767 M di Gaza, Palestina. Imam ash-Shafi’i merupakan ulama besar yang dikenal sebagai salah satu pendiri ilmu ushul fiqh.

Imam ash-Shafi’i adalah murid dari Malik bin Anas, yang merupakan pendiri Mazhab Maliki. Beliau juga pernah belajar di bawah bimbingan Imam Abu Hanifah selama beberapa tahun. Dengan pengalaman dan ilmu yang luas, Imam ash-Shafi’i kemudian membentuk Mazhab Syafi’i yang kemudian diikuti oleh banyak umat Islam.

BACA JUGA:   Anak yang Tidak Punya Ayah Disebut: Rahasia Meraih Keunggulan di Google

Metode Penafsiran

Salah satu perbedaan mendasar antara Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i terletak pada metode penafsiran hukum-hukum agama. Mazhab Hanafi cenderung menggunakan metode qiyas (analogi) dalam menetapkan hukum-hukum baru yang tidak terdapat dalam Al-Quran maupun hadis Nabi.

Sedangkan Mazhab Syafi’i lebih mengedepankan metode ijtihad langsung dari Al-Quran dan hadis Nabi. Mereka memandang bahwa hukum agama harus didasarkan langsung pada sumber-sumber utama tersebut, sehingga ijtihad menjadi langkah utama dalam menentukan hukum Islam.

Perbedaan dalam Praktik Ibadah

Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i juga memiliki perbedaan dalam tata cara ibadah tertentu, seperti dalam shalat. Salah satu perbedaan yang cukup signifikan terdapat dalam jumlah rakaat shalat fardhu.

Mazhab Hanafi mengikuti pendapat Imam Abu Hanifah yang berpendapat bahwa shalat Maghrib terdiri dari 3 rakaat, sedangkan Syafi’i berpendapat bahwa shalat Maghrib terdiri dari 4 rakaat. Hal ini juga berlaku dalam shalat lainnya, seperti shalat Dhuha dan shalat Jumat.

Perbedaan dalam Muamalah

Dalam masalah muamalah atau transaksi, Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i juga memiliki perbedaan dalam penafsiran hukum-hukumnya. Salah satu perbedaan yang cukup mencolok adalah dalam masalah riba.

Mazhab Hanafi cenderung lebih fleksibel dalam memandang riba, dengan memberikan ruang bagi jenis-jenis riba tertentu dalam beberapa kondisi tertentu. Sedangkan Mazhab Syafi’i sangat tegas dalam melarang riba dalam segala bentuknya, dengan alasan bahwa riba termasuk dalam larangan yang tegas dalam Al-Quran.

Pendapat Ulama dan Pemahaman Masyarakat

Pemahaman masyarakat terhadap Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i juga berbeda-beda tergantung dari daerah serta warisan budaya tempat mereka tinggal. Di beberapa negara, seperti India dan Pakistan, Mazhab Hanafi lebih dominan karena dianggap lebih fleksibel dalam menyesuaikan dengan kebutuhan zaman.

BACA JUGA:   Topik SEO Terbaru: Cara Meningkatkan Peringkat Website di Google

Sementara itu, di negara-negara Timur Tengah, seperti Mesir dan Arab Saudi, Mazhab Syafi’i lebih banyak dianut oleh penduduk setempat. Hal ini disebabkan karena Mazhab Syafi’i lebih dikenal dengan kesetiaannya terhadap teks-teks utama dalam Islam, yaitu Al-Quran dan hadis Nabi.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, kita dapat melihat adanya perbedaan mendasar antara Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i dalam banyak aspek, mulai dari metode penafsiran hingga tata cara ibadah dan muamalah. Meskipun demikian, kedua mazhab ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengikuti ajaran Islam sebaik mungkin sesuai dengan kapasitas akal manusia.

Penting bagi umat Islam untuk memahami perbedaan-perbedaan ini dengan bijak dan tidak menjadikannya sebagai alasan untuk berselisih. Yang terpenting adalah menghormati perbedaan pendapat dalam rangka mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran agama, serta menjadikan perbedaan tersebut sebagai penyempurna dalam meraih ridha Allah SWT. Semoga kita semua diberikan hidayah dan kekuatan untuk tetap memperjuangkan ajaran agama dengan penuh rasa persatuan dan kasih sayang. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

Also Read

Bagikan: