Apakah Pezina Bisa Sholat? Penjelasan Menurut Hukum Islam
Dari segi hukum Islam, zina atau perbuatan yang haram dan terlarang dalam Islam menjadi sebuah perbuatan dosa besar. Zina adalah persetubuhan di luar nikah yang mengandung unsur negatif dan melanggar aturan-aturan agama. Akan tetapi, bagaimana dengan sholat bagi seorang pezina? Apakah sholatnya sah dan diterima oleh Allah SWT?
Menurut kaidah ushul fiqih, sholatnya pezina tetap dianggap sah selama dia tidak meninggalkan semua syarat dan rukun dalam sholat. Meskipun demikian, hal ini tidak menjamin apakah sholatnya akan diterima atau tidak oleh Allah SWT. Penjelasan ini lantas menjadi perdebatan di kalangan umat Islam.
Bagaimana Hukum Sholat Bagi Pezina Menurut Hukum Islam?
Untuk mengetahui bagaimana hukum sholat bagi pezina, terlebih dahulu harus dipahami syarat dan rukun sholat. Sholat memiliki sejumlah syarat dan rukun yang harus dipenuhi agar sholat tersebut dapat diterima oleh Allah SWT. Dalam Islam, sholat menjadi salah satu ibadah yang diharuskan dan wajib bagi setiap umat muslim.
Adapun syarat sholat adalah bersuci, menutupi aurat, waktu sholat telah tiba, dan memilih arah kiblat. Sementara itu, rukun sholat meliputi takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah, ruku, i’tidal atau berdiri tegak, sujud, duduk di antara dua sujud, dan membaca salam pada akhir sholat.
Pezina sebagai seorang muslim juga wajib menunaikan sholat dengan syarat dan rukun tersebut di atas. Hukum sholat yang berlaku bagi pezina adalah sah, selama dia tidak meninggalkan syarat dan rukun sholat seperti yang telah dijelaskan di atas.
Apakah Sholat Seorang Pezina Diterima oleh Allah SWT?
Saat seseorang melakukan sholat, ada sepuluh kaidah utama yang harus dipenuhi agar sholat tersebut dapat diterima oleh Allah SWT. Kaidah tersebut adalah:
1. Kaidah Qubul (diterima)
2. Kaidah Baligh (bertepatan dengan syarat waktu sholat)
3. Kaidah Tamam (sah dan sempurna)
4. Kaidah Mustaqim (tepat arah kiblat)
5. Kaidah Mutawatir (sumber haditsnya banyak)
6. Kaidah Saf (bersih dan suci)
7. Kaidah Zahir (tidak menyertakan yang membatalkannya)
8. Kaidah Qiyam (berdiri secara tegak)
9. Kaidah Hushnul Khusyu (khusyu saat sholat)
10. Kaidah Mukhalafatul Ahwal (mengikuti perubahan posisi dalam sholat)
Dari sepuluh kaidah tersebut, kaidah Qubul menjadi kaidah paling utama, karena sholat yang diterima Allah SWT adalah sholat yang telah memenuhi kaidah ini.
Pezina yang melakukan sholat dengan syarat dan rukun yang lengkap dan memenuhi sepuluh kaidah di atas, sholatnya dianggap sah. Akan tetapi, apakah sholatnya diterima oleh Allah SWT, itu adalah mutlak hak Allah SWT.
Dalam Islam, seorang muslim diajarkan untuk selalu mengikuti perintah Allah SWT dan menghindari segala sesuatu hal yang diharamkan. Maka, sebagai seorang pezina yang ingin mendapat keberkahan dari Allah SWT, dia harus segera bertaubat dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Dalam hal ini, Allah SWT maha pengampun dan maha pemurah. Seorang pezina yang bertaubat dengan sungguh-sungguh dan melakukan sholat dengan benar, maka dia akan mendapat rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sholat seorang pezina dianggap sah selama dia tidak meninggalkan semua syarat dan rukun dalam sholat. Namun, hal ini tidak menjamin apakah sholatnya akan diterima atau tidak oleh Allah SWT. Sholat yang diterima Allah SWT adalah sholat yang memenuhi sepuluh kaidah utama dalam Islam.
Seorang pezina harus menghindari dosa besar seperti zina dan melakukan sholat dengan sungguh-sungguh dan dengan memenuhi semua syarat dan rukun sholat. Jika dia melakukan kebaikan dan bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah SWT maha pengampun dan maha penyayang. Maka, bersyukurlah atas nikmat Taubat yang Allah berikan dan tinggalkan dosa-dosa yang membuat hamba-Nya malapetaka.
Semoga penjelasan ini berguna bagi kita semua dan menjadi pengetahuan yang bermanfaat. Oleh karena itu, sebarkanlah ilmu dan kebaikan untuk kebahagiaan kita dunia dan akhirat.