Surat Al-Hasyr 4 Ayat Terakhir

Dina Yonada

Surat Al-Hasyr 4 Ayat Terakhir
Surat Al-Hasyr 4 Ayat Terakhir

Pendahuluan

Surat Al-Hasyr adalah surat ke-59 dalam Al-Quran yang terdiri dari 24 ayat. Surat ini diturunkan di Madinah dan membahas tentang peristiwa pengusiran Bani An-Nadhir dan pemerintahan Allah yang mampu mengatur segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Dalam tulisan ini, kita akan fokus pada empat ayat terakhir dari surat ini, yaitu ayat 21 hingga 24.

Ayat 21: Penutup Ayat-Ayat Allah

Allah SWT berfirman,

"Seandainya Kami turunkan al-Quran ini kepada sebuah gunung, tentulah kamu melihatnya tunduk dan hancur luluh terbelah karena takut kepada Allah. Dan itulah Kami buat contohnya kepada manusia, agar mereka berpikir." (Al-Hasyr: 21)

Ayat ini menggambarkan betapa agungnya Al-Quran dan kekuatan-Nya yang luar biasa. Seandainya Al-Quran diturunkan kepada sebuah gunung, gunung tersebut akan tunduk dan hancur luluh terbelah karena ketakutan kepada Allah. Pesan yang terkandung di dalamnya adalah bahwa Al-Quran merupakan petunjuk yang luar biasa dari Allah, yang mampu mempengaruhi hati dan pikiran manusia.

Ayat 22: Allah Sebagai Pemilik Kekuasaan Penuh

Allah SWT berfirman,

"Dia adalah Allah, yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia adalah Allah, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." (Al-Hasyr: 22)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Dia memiliki pengetahuan yang luas, baik tentang hal-hal yang ghaib maupun yang nyata. Allah juga dikenal sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang selalu memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada makhluk-Nya.

BACA JUGA:   Kedudukan Shalat dalam Agama Islam: Keberagaman dan Kepentingannya

Ayat 23: Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu

Allah SWT berfirman,

"Dia adalah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Selamat, yang Maha Menyelamatkan, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Yang Mahakuasa atas menghukum hamba-Nya." (Al-Hasyr: 23)

Ayat ini menekankan bahwa Allah adalah Raja yang Maha Suci dan Maha Selamat. Dia memiliki kekuatan untuk mengatur segala sesuatu dan juga mampu menghukum hamba-Nya jika mereka melakukan kesalahan. Allah adalah satu-satunya yang memiliki kuasa penuh atas segala sesuatu di dunia ini.

Ayat 24: Mencintai Allah dan Rasul-Nya

Allah SWT berfirman,

"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (Al-Hasyr: 24)

Ayat terakhir dalam Surat Al-Hasyr ini mengajarkan pentingnya mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segalanya. Tidak boleh ada kecintaan yang mendalam terhadap harta, keluarga, atau materi lainnya melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Ayat ini juga menekankan pentingnya menjalani perjuangan di jalan Allah dan menunggu keputusan-Nya dalam segala hal.

Kesimpulan

Surat Al-Hasyr merupakan surat yang penuh dengan pesan dan pelajaran berharga. Empat ayat terakhir dari surat ini menggambarkan kebesaran Allah, kekuasaan-Nya yang penuh, serta pentingnya menjadikan-Nya sebagai tujuan utama cinta dan pengabdian. Melalui Al-Quran, Allah memberikan petunjuk kepada manusia agar mereka dapat hidup dengan cara yang baik dan benar.

FAQs

  1. Apa arti "Hasyr" dalam Surat Al-Hasyr?
    Hasyr dalam Surat Al-Hasyr memiliki arti pengumpulan atau perpindahan. Surat ini dinamakan Al-Hasyr karena menggambarkan peristiwa pengusiran Bani An-Nadhir dan pengumpulan harta milik mereka.

  2. Mengapa Al-Quran memiliki pengaruh yang begitu besar?
    Al-Quran memiliki pengaruh yang begitu besar karena merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah. Isinya mengandung petunjuk hidup yang sempurna dan memberikan solusi bagi segala permasalahan yang dihadapi manusia.

  3. Bagaimana cara mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segalanya?
    Cara mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segalanya adalah dengan menjalankan segala perintah-Nya, mengikuti ajaran-Nya, dan menempatkan-Nya di atas segala hal dalam hidup kita.

  4. Apa yang dimaksud dengan "berjihad di jalan-Nya" dalam ayat 24?
    Berjihad di jalan Allah bisa diartikan sebagai berusaha dengan segenap kemampuan dalam menyebarkan agama Islam, memperjuangkan keadilan, serta melawan segala bentuk kebatilan dan kerusakan di dunia ini.

  5. Mengapa kecintaan terhadap harta dan materi tidak boleh melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya?
    Kecintaan terhadap harta dan materi yang melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dapat membuat seseorang tersesat dan lupa akan tujuan hidup sebenarnya. Cinta yang harus menjadi prioritas utama adalah cinta kepada Sang Pencipta.

Also Read

Bagikan: